DALAM BAHASA INDONESIA …
Harga emas menguat dan dekati level tertinggi dalam tiga
bulan terakhir pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta).
Pendorong kenaikan ahrga emas adalah ketidakpastian politik di AS dan Eropa.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (8/2/2017), harga emas
untuk pengiriman April ditutup naik 0,3 persen ke level US$ 1.236,10 per troy
ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Angka penutupan tersebut
merupakan angka penutupan tertinggi sejak 10 November.
Harga logam mulia ini telah menguat kurang lebih 7 persen
sejak awal tahun. Kenaikan harga emas ini terjadi karena kegelisahan para
pedagang akan kepemimpinan Donald Trump di Amerika Serikat (AS).
"Para pelaku pasar sangat kawatir dengan semua dampak
kebijakan yang ditempuh oleh Donald Trump, yang adalah Presiden AS yang
baru," jelas Analis Logam Mulia Marex Spectron, London, David Govett.
Selain itu, investor juga memantau keadaan di Perancis. Pada
Selasa ini seorang angggota dewan eksekutif Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa
jika Perancis keluar dari Zona Eropa justru akan berdampak buruk kepada negara
tersebut.
Pernyataan dari pejabat Bank Sentral Eropa tersebut bukan
tanpa sebab. Sebelumnya pemimpin National Front party, Marine Le Pen
mengusulkan agar Perancis untuk menarik diri dari Zona Eropa jika memang ia
terpilih untuk memimpin negara tersebut.
Di luar ketegangan politik tersebut, harga emas juga
terdongkrak karena penurunan imbal hasil surat utang pemerintah berjangka 10
tahun. Pada Selasa, imbal hasil dari surat utang tersebut turun ke 2,389
persen.
Ke depan, para analis dan investor terus akan berkutat pada
sentimen politik di AS dan Eropa. Kedua sentimen tersebut akan sangat
mempengaruhi pergerakan harga emas. (Gdn/Ndw)
No comments:
Post a Comment